adv

Selasa, 03 Desember 2019

Instalasi PHP Apache Module pada Ubuntu 16.04




Instalasi PHP Apache Module pada Ubuntu 16.04





1. Instalasi PHP Apache Module

PHP dapat dipasang sebagai bagian dari Apache module. Cara ini adalah cara yang paling mudah dalam mengkombinasikan web server Apache dan PHP. Namun konsekuensinya adalah PHP akan mewarisi permission dari proses Apache. Hal ini tentunya akan berdampak pada aspek keamanan pada server anda. Lebih lanjut tentang aspek keamanan ini dapat anda baca pada PHP manual berikut



Langkah pertama dalam melakukan instalasi PHP sebagai bagian dari Apache module adalah dengan menjalankan perintah
$ sudo apt update
$ sudo apt install php libapache2-mod-php
Untuk mengecek apakah PHP telah berjalan di server anda, anda dapat membuat sebuah file dengan isi
<?php
  phpinfo();
?>
di root directory server yang secara default berada di /var/www/html/, misalkan dengan nama file /var/www/html/info.php.
Default owner directory /var/www/html/ adalah root, sehingga anda memerlukan hak akses root untuk membuat atau memodifikasi file dalam directory tersebut.
Kemudian cobalah akses file tersebut menggunakan web browser, misalnya dengan mengakses  atau . Bila anda mendapatkan output seperti pada Gambar 1 berarti proses instalasi PHP telah berhasil.



Gambar 1. Output phpinfo()

Pada Ubuntu 16.04 versi PHP yang digunakan adalah versi 7.0. Bila anda memerlukan versi lama atau versi lebih baru, maka anda harus menggunakan cara yang berbeda yang tidak dibahas dalam artikel ini.

2. Modifikasi Konfigurasi PHP

Tanpa langkah berikut, sebenarnya instalasi PHP tersebut telah dapat digunakan, namun kadang kita perlu melakukan beberapa modifikasi untuk menyesuaikan dengan kebutuhan program PHP yang nantinya kita buat.

Instalasi MySQL module

Bila anda ingin menggunakan PHP untuk mengolah RDBMS MySQL atau MariaDB, maka anda perlu mengaktifkan PHP MySQL module dengan cara menjalankan perintah
$ sudo apt install php-mysql
kemudian anda perlu me-restart service Apache dengan perintah
$ sudo systemctl restart apache2.service
Untuk memastikan bahwa modul php-mysql telah aktif, buatlah sebuah file di root directory server, misalnya /var/www/html/mysql.php dengan isi


<?php
$servername = "localhost";
$username = "root";
$password = "secret";
$conn = new mysqli($servername, $username, $password);
if ($conn->connect_error) {
die("Connection failed: " . $conn->connect_error);
} else {
echo("Connection success.");
}
$conn->close();
?>

kemudian akses file tersebut menggunakan web browser, misalnya dengan mengakses  atau . Jangan lupa, anda perlu mengganti $servername$username, dan $password pada script untuk disesuaikan dengan konfigurasi server anda. Bila output script tersebut adalah Connection success.maka instalasi anda berhasil, namun bila tidak maka berarti ada masalah dengan proses instalasi yang anda lakukan. 

Pencarian dan Instalasi Berbagai Modul PHP

Untuk meningkatkan fungsionalitas dari PHP, anda dapat menambahkan beberapa modul tambahan ke dalam PHP. Untuk mencari modul-modul yang tersedia dalam repository, gunakanlah perintah
$ sudo apt-cache search php-
Bila anda ingin pencarian yang lebih spesifik, kombinasikan dengan perintah grep, misalnya anda ingin mencari modul PHP yang berkaitan dengan zip, maka anda dapat menggunakan perintah
$ sudo apt-cache search php- | grep zip
Contoh output dari perintah tersebut adalah
libphp-pclzip - transitional dummy package
php-bz2 - bzip2 module for PHP [default]
php-pclzip - ZIP archive manager class for PHP
php-zip - Zip module for PHP [default]
php-zipstreamer - Stream zip files without i/o overhead
php7.0-bz2 - bzip2 module for PHP
php7.0-zip - Zip module for PHP
Bila anda sudah memutuskan modul apa yang perlu anda install, misalnya php-zip, maka gunakan perintah apt install untuk melakukan instalasi PHP modul tersebut. Berikut adalah contoh perintah untuk melakukan instalasi modul php-zip
$ sudo apt install php-zip
Kemudian restart service Apache dengan perintah
$ sudo systemctl restart apache2.service

Menyembunyikan Versi PHP pada HTTP Header

Bila anda tidak menginginkan versi PHP anda tampil pada HTTP Header, demi alasan keamanan misalnya, maka anda dapat memodifikasi file /etc/php/7.0/apache2/php.ini dan /etc/php/7.0/cli/php.ini. Pastikan variable expose_php pada kedua file tersebut bernilai Off seperti ini.
expose_php = Off
Kemudian restart service Apache dengan perintah
$ sudo systemctl restart apache2.service

Mengganti Default Directory Index

Bila anda memiliki dua file index, misalnya index.html dan index.php, dalam satu directory yang sama, maka yang dieksekusi oleh Apache adalah file index.html. Bila anda ingin mengubah urutan prioritas file index, maka anda dapat mengaturnya melalui file /etc/apache2/mods-available/dir.conf.
Ubahlah urutan index.php pada DirectoryIndex yang semula pada urutan keempat seperti ini
<IfModule mod_dir.c>
    DirectoryIndex index.html index.cgi index.pl index.php index.xhtml index.htm
</IfModule>
menjadi urutan pertama seperti ini
<IfModule mod_dir.c>
        DirectoryIndex index.php  index.html index.cgi index.pl index.xhtml index.htm
</IfModule>
Kemudian restart service Apache dengan perintah
sudo systemctl restart apache2.service





Demikianlah cara melakukan instalasi PHP Apache Module pada Ubuntu 16.04. Selamat mencoba.

Senin, 27 Mei 2019

JENIS-JENIS PENELITIAN LENGKAP

JENIS-JENIS PENELITIAN

Kegiatan di bidang ilmu pengetahuan dan pendidikan merupakan dua kegiatan yang terpadu erat. Maka tugas ilmu pengetahuan dan penelitian dapat dinyatakan secara terpadu pula. Terdapat berbagai jenis penelitian dalam ilmu pendidikan, dan berikut jenis-jenis penelitian pendidikan yang ada. Menurut Penggunaannya 
Jenis penelitian bila dilihat dari segi penggunaannya dapat digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu: 
a. Penelitian Dasar atau Penelitian Murni 
LIPI memberi definisi penelitian dasar adalah setiap penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan ilmiah atau untuk menemukan  bidang penelitian baru tanpa suatu tujuan praktis tertentu. Artinya kegunaan hasil penelitian tidak segera dipakai, namun untuk waktu jangka panjang akan segera dipakai.

Gay (dalam Sugiyono, 2009; 9) menyatakan bahwa penelitian dasar bertujuan untuk mengembangkan teori dan tidak memperhatikan kegunaan yang langsung bersifat praktis. Senada dengan pendapat tersebut, Suriasumantri (dalam Sugiyono, 2009; 9) berpendapat bahwa penelitian dasar atau murni adalah  penelitian yang bertujuan  menemukan  pengetahuan baru yang sebelumnya belum pernah diketahui. 

b. Penelitian Terapan 
Batasan yang diberikan LIPI bahwa setiap penelitian  terapan  adalah setiap penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ilmiah dengan suatu tujuan praktis. Berarti hasilnya diharapkan segera dapat dipakai untuk keperluan praktis. Misalnya penelitian untuk menunjang kegiatan pembangunan yang sedang berjalan, penelitian untuk melandasi kebijakan pengambilan keputusan atau administrator. Senada dengan pendapat tersebut, Gay (dalam Sugiyono, 2009; 9) berpendapat bahwa penelitian terapan adalah penelitian yang dilakukan dengan tujuan menerapkan, menguji dan mengevaluasi kemampuan suatu teori yang diterapkan dalam memecahkan masalah-masalah praktis.

Suriasumantri (dalam Sugiyono, 2009;9) menyatakan bahwa penelitian terapan bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah kehidupan praktis. Sehingga, hubungan penelitian murni dan penelitian terapan sangat erat, karena penelitian murni/dasar berkenaan dengan penemuan dan pengembangan ilmu, setelah ilmu tersebut digunakan untuk memecahkan masalah, maka penelitian tersebut akan menjadi penelitian terapan. 

Minggu, 26 Mei 2019

Jenis dan Tipe Desain Penelitian

Tutorial Penelitian - Sebuah desain penelitian adalah rencana sistematis sebagai kerangka yang dibuat untuk mencari jawaban atas pertanyaan penelitian.

Desain penelitian mengacu pada strategi keseluruhan yang Anda pilih untuk mengintegrasikan berbagai komponen penelitian dengan koheren dan logis untuk memastikan efektifitas pemecahan masalah penelitian.

Desain penelitian adalah blue-print untuk pengumpulan, pengukuran dan analisis data. Perhatikan bahwa masalah penelitian menentukan jenis desain yang peneliti gunakan, bukan sebaliknya!

Kesalahan umum yang sering dibuat para peneliti adalah memulai penelitian terlalu dini, sebelum mereka memikirkan secara kritis tentang informasi apa yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian.

Tanpa memperhatikan masalah desain tersebut terlebih dahulu, masalah penelitian secara keseluruhan tidak akan memadai dan kesimpulan yang ditarik menjadi lemah dan tidak meyakinkan.

Ada beberapa tipe desain penelitian yang umum dilakukan dalam penelitian. Berikut penjelasan singkat saja tipe-tipe desain penelitian tersebut:

Desain Penelitian Tindakan (Action Research Design)

Esensi desain penelitian ini adalah tindakan mengikuti siklus sehingga titik fokus adalah tindakan intervensi yang dilakukan selama waktu dalam berbagai bentuk. Strategi intervensi baru dilakukan dan proses siklus berulang sampai masalah terpecahkan.

Protokol ini berulang-ulang atau siklus di alam untuk mendorong pemahaman yang lebih dalam situasi tertentu dimulai dengan konseptualisasi dan partikularisasi masalah dan bergerak melalui beberapa intervensi dan evaluasi.

Desain Studi Kasus (Case Study Design)

Studi kasus merupakan penelitian mendalam tentang masalah penelitian tertentu, bukan survei statistik atau pertanyaan komparatif. Tujuan desain ini untuk mempersempit bidang yang sangat luas ke dalam satu atau beberapa hal yang spesifik.

Desain Kausal (Causal Design)

Studi kausalitas dianggap sebagai pemahaman fenomena bersyarat dalam bentuk, "Jika X, maka Y". Tujuan penelitian ini untuk mengukur dampak perubahan tertentu terhadap norma-norma dan asumsi yang ada.

Desain Cohort (Cohort Design)

Sering digunakan dalam ilmu medis, tetapi juga ditemukan dalam ilmu sosial terapan. Studi kohort mengacu pada penelitian yang dilakukan selama periode waktu yang melibatkan anggota populasi atau sampel yang dipersatukan oleh beberapa kesamaan atau kemiripan.

Desain Cross-Sectional (Cross-Sectional Design)

Desain cross-sectional memiliki tiga ciri khas yaitu ada dimensi waktu, ada perbedaan, dan kelompok dipilih berdasarkan perbedaan. Desain cross-sectional hanya mengukur perbedaan di antara berbagai orang, subyek atau fenomena, bukan proses perubahan.

Desain Deskriptif (Descriptive Design)

Desain deskriptif menjawab atas pertanyaan-pertanyaan tentang siapa, apa, kapan, di mana dan bagaimana keterkaitan dengan penelitian tertentu. Penelitian deskriptif digunakan untuk memperoleh informasi mengenai status fenomena variabel atau kondisi situasi.

Jumat, 24 Mei 2019

Big Five Top Free Hosting
Web Hosting adalah salah satu bentuk layanan jasa penyewaan tempat di Internet yang memungkinkan perorangan ataupun organisasi menampilkan layanan jasa atau produknya di web/situs Internet. Tempat dapat juga diartikan sebagai tempat penyimpanan data berupa megabytes (MB) hingga terabytes (TB) yang memiliki koneksi ke internet sehingga data tersebut dapat direquest atau diakses oleh user dari semua tempat secara simultan. Inilah yang menyebabkan sebuah website dapat diakses bersamaan dalam satu waktu oleh multi user.
Pada dasarnya sebuah server webhosting  adalah sebuah komputer biasa namun menggunakan beberapa komponen dan program dasar sebuah server serta disarankan harus mampu untuk online 24 jam setiap hari dan tanpa harus dimatikan dalam jangka waktu lebih lama daripada komputer biasa.
Jadi bila kita telah mempunyai sebuah domain TDL, baik itu domain premium atau sebuah domain yang kita dapat dari penyedia domain gratisan seperti my dot tk, CO.CC, CC.CU dll, sudah seharusnya mempunyai sebuah hosting sebagai web server untuk domain kita.
Tapi kali ini yang kita bicarakan adalah tentang beberapa situs Web Hosting yang menyediakan layanan hosting gratis untuk masa pemakaian tanpa batas yang bisa kita manfaatkan sebagai web server untuk Domain-Domain kita.berikut 5 web hosting yang beberapa diantaranya sudah pernah saya manfaatkan layanannya :
1. Azuka.Biz
Azuka.biz adalah website penyedia hosting tak terbatas. Layanan hosting dari situs Azuka adalah gratis untuk penggunaan pribadi atau komersial. Dengan pembatasan sangat yang minimal, dengan mendaftar di situs ini kita akan menemukan sebuah layanan full time dari pihak azuka.biz. hal ini akan  menjadi solusi cepat dan mudah untuk semua kebutuhan gratis hosting Anda.
Fitur – Fitur yang ditawarkan Azuka.biz :
  • Support Cpanel
  • Unlimited disk space
  • Unlimited data transfer
  • Unlimited hosted domains
  • Free webmail
  • Free email forwarding
  • Unlimited email space…dll

How To Install Apache, MySQL & PHP on an Ubuntu 18.04 VPS or Dedicated Server

To run a website on your Ubuntu 18.04 VPS, you will need to install a group of open source software including Apache, PHP, and MySQL. These applications are very useful when it comes to running dynamic websites that rely on databases and server-side scripting languages.
Apache is fast, secure and consistently a high-quality web server software which is the most popular since 1996.
PHP (Hypertext Preprocessor) is a general-purpose server-side scripting language designed for web developments since 1994.
MySQL is a relational database server designed by Oracle and is used by high-profile and large-scale websites including Google, Youtube, and Twitter. Its development began in 1994.
With a Linux distribution such as Ubuntu 18.04, it’s entirely possible to create fully functional LAMP (Linux Apache, MySQL, and PHP) server.
In this guide, we are going to show you how to install Apache, MySQL, and PHP on your Ubuntu 18.04 server.
Special Note: regardless of the Linux distribution you chose for your website, if you use Linux - you should use the Best Linux Hosting Providers. HostAdvice helps you to choose from the top Linux hosting providers: read the expert and user reviews and reach your own conclusions.

Prerequisites

  • An Ubuntu 18.04 VPS plan.
  • A non-root user that can perform sudo tasks.

Step 1: Install Apache

Ubuntu 18.04 maintains a central repository where you can install most applications from using the apt command. To install Apache, run the command below:
  1. $ sudo apt-get install apache2
Press ‘Y’ when you are prompted to confirm the Apache installation.Once the installation is complete, enter your VPS machine public IP address on your browser. You should see the default Apache web page as shown below:

Kamis, 23 Mei 2019

Alternatif Lain selain Virtual Environment yaitu pipenv

Pipenv adalah sebuah software yang berfungsi untuk mengatur ketergantungan pustaka per proyek. Proyek yang dimaksud adalah program atau software yang sedang kita buat. Pustaka adalah sekumpulan function atau prosedur atau sub rutin yang dijadikan satu topik proses, misal, pustaka Request, memiliki prosedur – prosedur yang berhubungan dengan proses HTTP Request. Ketergantungan pustaka adalah ketergantungan sebuah software pada pustaka tertentu. Atau dengan kata lain software memerlukan prosedur – prosedur yang dimiliki oleh pustaka tersebut.

Memiliki tujuan yang sama dengan virtual environment, namun pipenv memiliki alur yang lebih sederhana. pertama install dulu pipenv
pip install --user pipenv
ada tambahan opsi –user pada perintah di atas. Opsi tersebut bertujuan untuk menghindari terjadinya kekacauan pada python yang terintegrasi dengan sistem operasi. Opsi tersebut hanya menginstall pipenv untuk user yang sedang masuk sesi (untuk user yang sedang login saat itu).
Setelah selesai menginstall pipenv. Selanjutnya masuk ke folder tempat proyek anda dikerjakan. misal folder bernama my_project. Dan anda membutuhkan pustaka Requests.
cd my_project
pipenv install requests
pipenv akan menginstall pustaka Requests dan membuat sebuah file Pipfile di dalam folder proyek anda. pipfile berfungsi untuk melacak ketergantungan pustaka pustaka yang diperlukan dalam proyek anda.
Anda bisa menjalankan proyek anda tanpa harus mengaktifkan virtualenv. Untuk menjalankan proyek anda bersama pustaka tersebut, ketik
pipenv run python contohproyek.py
untuk mengaktifkan virtualenv proyek tersebut, masuk dulu ke dalam folder proyek, kemudian ketik
pipenv shell

Mengenal Python Virtual Environment






Tampilan Virtual Environment
Hola teman-teman coders. Selamat berjumpa kembali di platform Medium ini hehehe…
Kali ini saya ingin sedikit berbagi cerita tentang sebuah tools kece dari Python yang bernama Python Virtual Environment. Untuk teman-teman coders yang sudah sering menggunakan Django atau Flask kemungkinan sudah familiar dengan tools ini. Tapi tulisan ini memang saya khususkan untuk teman-teman coders yang masih belum kenal atau familiar dengan tools ini.
Apa sih Virtual Environment itu ?
Jadi begini, misal teman-teman coders mempunyai banyak proyek. Dan masing-masing proyek mempunyai spesifikasi kebutuhan yang berbeda-beda dan harus menggunakan versi yang spesifik. Ilustrasinya begini:
Misal proyek A mempunyai spesifikasi requirement seperti berikut:
  1. Python 2.5
  2. Django 1.9
  3. MySQL 5.0
Dan Proyek B mempunyai spesifikasi requirement seperti berikut:
  1. Python 2.7
  2. Django 2.0.2
  3. MySQL 5.5
Sedangkan versi Python yang terinstal secara global di environment Laptop/Komputer kita adalah Python 2.6. Maka untuk mengatasi hal tersebut kita butuh sebuah wadah khusus. Sebuah wadah yang akan menampung teknologi-teknologi yang digunakan untuk membuat proyek tadi. Saya menganalogikan virtual environment ini seperti sebuah wadah saja agar teman-teman lebih mudah membayangkannya hehe…
Di dalam wadah (virtual environment) tadi kita bisa menginstall masing-masing teknologi yang dibutuhkan tanpa tercampur dengan global environment yang kita miliki.
Misal proyek A kita buat sebuah virtual environment bernama virtualA dan proyek B kita buat virtual environment bernama virtualB. Maka semua kebutuhan proyek A kita bisa install pada virtualA begitu juga dengan kebutuhuan proyek B diinstall pada virtualB. Sampai disini sepertinya teman-teman sudah mulai paham hehe…
Terus bagaimana cara menggunakan venv ini ?
Untuk menggunakan virtual environment atau biasa disingkat dengan venvatau Pipenv ini sebelumnya harus diinstall pada global environment kita (Laptop/Komputer). Caranya seperti berikut:
  1. Pastikan Laptop/Komputer sudah terpasang pip. Jika belum bisa ikuti cara menginstall pip pada link ini.
  2. Kemudian buka terminal (linux/Mac) atau command prompt (windows) dan ketikkan perintah dibawah ini.
# Python 2:
$ pip install virtualenv
# Python 3:
$ pip3 install virtualenv
*(Python3 biasanya sudah tersedia saat pertama menginstall)
3. Setelah selesai menginstal venv , buatlah direktori baru dan masuk ke direktori tersebut. Misal untuk contoh kasus diatas saya buat direktori seperti di bawah ini:
$ mkdir proyekanKU && cd proyekanKu
4. Kemudian selanjutnya ketikkan perintah berikut untuk membuat masing-masing virtual environment:
# Python 2:
$ virtualenv virtualA

# Python 3:
$ python3 -m venv virtualB
5. Jika sudah berhasil maka akan ada dua folder seperti gambar dibawah ini:
Gambar Berhasil Membuat Virtual Environment
Jika kita masuk ke salah satu direktori virtualA atau virtualB maka isi masing-masing direkotori akan terdapat folder berikut:
Isi Direktori virtualA
6. Setelah berhasil membuat virtual environment, maka langkah selanjutnya adalah mengaktifkan virtual environment tadi. Caranya dengan mengetikkan perintah berikut:
# Untuk VirtualA:
$ source virtualA/bin/activate
# Untuk VirtualB:
$ source virtualB/bin/activate
7. Jika berhasil diaktifkan, maka akan muncul tampilan seperti berikut:
Virtual environment A sudah Aktif
Virtual environment B sudah Aktif
Setelah aktif , maka kita bisa langsung menginstall teknologi yang dibutuhkan tadi pada masing-masing venv.
Untuk menonaktifkan virtual environment, tinggal mengetikkan perintah deactivate pada masing-masing venv dan kita akan otomatis kembali pada global environment semula.
VirtualA di non-aktifkan
Virtual B di non-aktifkan
Sepertinya bahasan kali ini sampai disini dulu. Untuk cara menginstall tools dan library yang digunakan sama saja seperti saat menggunakan global environment, nantilah akan kita bahas lagi.