Untuk
memeriksa apakah sebuah paper adalah plagiat dari paper lain atau bukan, ibarat
mencari jarum di dalam tumpukan jerami. Tidak akan ketemu, kecuali jika kaki
kita tertusuk jarum tersebut. Pun dalam hal ini, karya tulis ilmiah. Sampai ada
laporan dari pihak yang merasa dirugikan, sebuah paper yang lolos screening
reviewer (baik seminar maupun jurnal), dianggap sebagai karya tulis asli
dari penulisnya dan bukan merupakan plagiat dari paper atau karya tulis lain.
Susah?
Hampir mustahil, tapi bukan berarti tidak mungkin. Seiring dengan kemajuan
teknologi internet, teknologi basis data, serta machine learning,
peneliti pun diberi kemudahan untuk melakukan pemeriksaan mandiri (self
assessment). Diantaranya, dengan memanfaatkan bantuan perangkat lunak, baik
itu berbayar maupun gratis.
Sudah
banyak perangkat lunak berbayar yang beredar dan terkadang cukup menghabiskan
kocek. Tak perlu dibahas di sini. Sampeyan bisa melakukan pencarian dengan kata
kunci “plagiarism checker software” di internet. Di artikel kali ini,
saya akan sedikit bercerita tentang pengalaman saya menggunakan perangkat lunak
tak berbayar bernama VIPER.
Viper
bisa diunduh secara gratis di situs resmi mereka: http://www.scanmyessay.com/.
Ukuran installer-nya tak terlalu besar, sekitar 3,5 MB. Pada saat
penulisan artikel ini, saya menggunakan Viper 4.1.86.1115. Untuk bisa
menggunakan Viper, Sampeyan harus memiliki akun terlebih dahulu. Sebagaimana
pendaftaran akun email, pendaftaran akun Viper pun sangat mudah. Aktivasi akun
diperlukan. Oleh karena itu, isikan alamat email valid Sampeyan.
Setelah
akun terdaftar, Sampeyan bisa langsung login menggunakan antarmuka yang
ada di perangkat lunak ini. Sampeyan diminta untuk mengunggah sebuah file
(Adobe file atau Office file), yang nantinya akan diproses dan dicocokkan
dengan referensi yang ter-indeks di Viper. Nah, di sinilah yang cukup berat,
tergantung dengan koneksi internet Sampeyan. Untuk melakukan pemrosesan file
sendiri, tidak terlalu lama. Untuk 4 halaman paper dengan format IEEE, saya
membutuhkan waktu sekitar 3 menit. Nah, untuk melakukan pencocokan konten paper
dengan database, dibutuhkan waktu yang cukup lama, sekitar 5 menit. Barangkali
ini juga terkait dengan koneksi internet. Saya belum membuktikannya, tapi
karena Viper melakukan konfirmasi konten paper secara online, kecepatan koneksi
internet menjadi salah satu kuncinya.
Hasil
scanning Viper – judul-judul referensi di paper saya terdeteksi sebagai
potongan kalimat yang sama dengan apa yang ada pada database Viper
Gambar
di atas menunjukkan hasil pemeriksaan Viper. Dari hasil pemeriksaan, terlihat
bahwa unique match di bawah 1%. Sebagian besar kalimat yang
terdeteksi terletak pada daftar referensi. Hal ini bisa dimaklumi, karena
penulisan judul referensi harus benar, sesuai dengan karya tulis yang asli.
Setelah pemeriksaan selesai, kita bisa membuat laporan tertulis yang rinci
tentang hasil pemeriksaan Viper, dengan memencet tombol Generate Reports
di aplikasi ini. Hasil laporannya ada pada gambar di bawah ini:
Laporan
lengkap hasil pemeriksaan paper oleh Viper – dari hasil pemeriksaan, kandungan
plagiasi pada paper saya sekitar 5%, yang berarti kemungkinan besar bukan
merupakan plagiat dari karya tulis yang sudah dipublikasi
Nah, setelah laporan sudah tercetak,
kita bisa melihat nilai total Matching Content. Pada percobaan yang saya
lakukan, hasil pemeriksaan menunjukkan 5%, yang berarti masuk pada kategori
pertama: Overall plagiarism rating 6% or less. (klik pada gambar untuk
melihat penjelasan dari hasil pemeriksaan ini).
Limitasi
pemeriksaan harian – Viper tidak bisa digunakan jika kita melebihi batas yang
sudah ditentukan
Apa
yang terjadi jika kita mengunggah terlalu banyak file? Viper memiliki limitasi
dalam pemeriksaan paper. Hal ini terbukti, saat saya mengunggah sebuah file
paper dengan jumlah halaman yang cukup banyak (8 halaman). Hasilnya, Viper
menolak untuk melakukan tugasnya
Semoga
artikel pendek ini membantu pembaca sekalian, terutama bagi kita semua yang
tidak berbahasa inggris secara native.