adv

Tampilkan postingan dengan label Python. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Python. Tampilkan semua postingan

Jumat, 24 Mei 2019

How To Install Apache, MySQL & PHP on an Ubuntu 18.04 VPS or Dedicated Server

To run a website on your Ubuntu 18.04 VPS, you will need to install a group of open source software including Apache, PHP, and MySQL. These applications are very useful when it comes to running dynamic websites that rely on databases and server-side scripting languages.
Apache is fast, secure and consistently a high-quality web server software which is the most popular since 1996.
PHP (Hypertext Preprocessor) is a general-purpose server-side scripting language designed for web developments since 1994.
MySQL is a relational database server designed by Oracle and is used by high-profile and large-scale websites including Google, Youtube, and Twitter. Its development began in 1994.
With a Linux distribution such as Ubuntu 18.04, it’s entirely possible to create fully functional LAMP (Linux Apache, MySQL, and PHP) server.
In this guide, we are going to show you how to install Apache, MySQL, and PHP on your Ubuntu 18.04 server.
Special Note: regardless of the Linux distribution you chose for your website, if you use Linux - you should use the Best Linux Hosting Providers. HostAdvice helps you to choose from the top Linux hosting providers: read the expert and user reviews and reach your own conclusions.

Prerequisites

  • An Ubuntu 18.04 VPS plan.
  • A non-root user that can perform sudo tasks.

Step 1: Install Apache

Ubuntu 18.04 maintains a central repository where you can install most applications from using the apt command. To install Apache, run the command below:
  1. $ sudo apt-get install apache2
Press ‘Y’ when you are prompted to confirm the Apache installation.Once the installation is complete, enter your VPS machine public IP address on your browser. You should see the default Apache web page as shown below:

Kamis, 23 Mei 2019

Alternatif Lain selain Virtual Environment yaitu pipenv

Pipenv adalah sebuah software yang berfungsi untuk mengatur ketergantungan pustaka per proyek. Proyek yang dimaksud adalah program atau software yang sedang kita buat. Pustaka adalah sekumpulan function atau prosedur atau sub rutin yang dijadikan satu topik proses, misal, pustaka Request, memiliki prosedur – prosedur yang berhubungan dengan proses HTTP Request. Ketergantungan pustaka adalah ketergantungan sebuah software pada pustaka tertentu. Atau dengan kata lain software memerlukan prosedur – prosedur yang dimiliki oleh pustaka tersebut.

Memiliki tujuan yang sama dengan virtual environment, namun pipenv memiliki alur yang lebih sederhana. pertama install dulu pipenv
pip install --user pipenv
ada tambahan opsi –user pada perintah di atas. Opsi tersebut bertujuan untuk menghindari terjadinya kekacauan pada python yang terintegrasi dengan sistem operasi. Opsi tersebut hanya menginstall pipenv untuk user yang sedang masuk sesi (untuk user yang sedang login saat itu).
Setelah selesai menginstall pipenv. Selanjutnya masuk ke folder tempat proyek anda dikerjakan. misal folder bernama my_project. Dan anda membutuhkan pustaka Requests.
cd my_project
pipenv install requests
pipenv akan menginstall pustaka Requests dan membuat sebuah file Pipfile di dalam folder proyek anda. pipfile berfungsi untuk melacak ketergantungan pustaka pustaka yang diperlukan dalam proyek anda.
Anda bisa menjalankan proyek anda tanpa harus mengaktifkan virtualenv. Untuk menjalankan proyek anda bersama pustaka tersebut, ketik
pipenv run python contohproyek.py
untuk mengaktifkan virtualenv proyek tersebut, masuk dulu ke dalam folder proyek, kemudian ketik
pipenv shell

Mengenal Python Virtual Environment






Tampilan Virtual Environment
Hola teman-teman coders. Selamat berjumpa kembali di platform Medium ini hehehe…
Kali ini saya ingin sedikit berbagi cerita tentang sebuah tools kece dari Python yang bernama Python Virtual Environment. Untuk teman-teman coders yang sudah sering menggunakan Django atau Flask kemungkinan sudah familiar dengan tools ini. Tapi tulisan ini memang saya khususkan untuk teman-teman coders yang masih belum kenal atau familiar dengan tools ini.
Apa sih Virtual Environment itu ?
Jadi begini, misal teman-teman coders mempunyai banyak proyek. Dan masing-masing proyek mempunyai spesifikasi kebutuhan yang berbeda-beda dan harus menggunakan versi yang spesifik. Ilustrasinya begini:
Misal proyek A mempunyai spesifikasi requirement seperti berikut:
  1. Python 2.5
  2. Django 1.9
  3. MySQL 5.0
Dan Proyek B mempunyai spesifikasi requirement seperti berikut:
  1. Python 2.7
  2. Django 2.0.2
  3. MySQL 5.5
Sedangkan versi Python yang terinstal secara global di environment Laptop/Komputer kita adalah Python 2.6. Maka untuk mengatasi hal tersebut kita butuh sebuah wadah khusus. Sebuah wadah yang akan menampung teknologi-teknologi yang digunakan untuk membuat proyek tadi. Saya menganalogikan virtual environment ini seperti sebuah wadah saja agar teman-teman lebih mudah membayangkannya hehe…
Di dalam wadah (virtual environment) tadi kita bisa menginstall masing-masing teknologi yang dibutuhkan tanpa tercampur dengan global environment yang kita miliki.
Misal proyek A kita buat sebuah virtual environment bernama virtualA dan proyek B kita buat virtual environment bernama virtualB. Maka semua kebutuhan proyek A kita bisa install pada virtualA begitu juga dengan kebutuhuan proyek B diinstall pada virtualB. Sampai disini sepertinya teman-teman sudah mulai paham hehe…
Terus bagaimana cara menggunakan venv ini ?
Untuk menggunakan virtual environment atau biasa disingkat dengan venvatau Pipenv ini sebelumnya harus diinstall pada global environment kita (Laptop/Komputer). Caranya seperti berikut:
  1. Pastikan Laptop/Komputer sudah terpasang pip. Jika belum bisa ikuti cara menginstall pip pada link ini.
  2. Kemudian buka terminal (linux/Mac) atau command prompt (windows) dan ketikkan perintah dibawah ini.
# Python 2:
$ pip install virtualenv
# Python 3:
$ pip3 install virtualenv
*(Python3 biasanya sudah tersedia saat pertama menginstall)
3. Setelah selesai menginstal venv , buatlah direktori baru dan masuk ke direktori tersebut. Misal untuk contoh kasus diatas saya buat direktori seperti di bawah ini:
$ mkdir proyekanKU && cd proyekanKu
4. Kemudian selanjutnya ketikkan perintah berikut untuk membuat masing-masing virtual environment:
# Python 2:
$ virtualenv virtualA

# Python 3:
$ python3 -m venv virtualB
5. Jika sudah berhasil maka akan ada dua folder seperti gambar dibawah ini:
Gambar Berhasil Membuat Virtual Environment
Jika kita masuk ke salah satu direktori virtualA atau virtualB maka isi masing-masing direkotori akan terdapat folder berikut:
Isi Direktori virtualA
6. Setelah berhasil membuat virtual environment, maka langkah selanjutnya adalah mengaktifkan virtual environment tadi. Caranya dengan mengetikkan perintah berikut:
# Untuk VirtualA:
$ source virtualA/bin/activate
# Untuk VirtualB:
$ source virtualB/bin/activate
7. Jika berhasil diaktifkan, maka akan muncul tampilan seperti berikut:
Virtual environment A sudah Aktif
Virtual environment B sudah Aktif
Setelah aktif , maka kita bisa langsung menginstall teknologi yang dibutuhkan tadi pada masing-masing venv.
Untuk menonaktifkan virtual environment, tinggal mengetikkan perintah deactivate pada masing-masing venv dan kita akan otomatis kembali pada global environment semula.
VirtualA di non-aktifkan
Virtual B di non-aktifkan
Sepertinya bahasan kali ini sampai disini dulu. Untuk cara menginstall tools dan library yang digunakan sama saja seperti saat menggunakan global environment, nantilah akan kita bahas lagi.

Minggu, 12 Mei 2019

Belajar Pemrograman Python: Mengenal Mode Interaktif Python



Mode interaktif merupakan fasilitas/fitur yang disediakan oleh Python sebagai tempat menulis kode secara interaktif.
Program Hello world dengan Python
Fitur ini dikenal juga dengan Shell, Console, REPL (Read–Eval–Print Loop), interpreter, dsb.
Cara membuka mode interaktif adalah dengan mengetik perintah python pada terminal.
Mode Interaktif Python
untuk keluar dari mode interaktif tekan Ctrl+d atau ketik perintah exit().
Tanda >>>, artinya python siap menerima perintah.
Terdapat juga tanda ... yang berarti secondary prompt atau sub prompt, biasanya muncul saat membuat blok kode dan menulis perintah tunggal dalam beberapa baris.
Mari kita coba memberikan perintah print, perintah ini berfungsi untuk mencetak teks ke layar.
Cobalah tulis print "Hello World" kemudian tekan Enter.
Perintah yang kita tulis langsung dieksekusi dan ditampilkan hasilnya.
Inilah mode interaktif, setiap kode atau perintah yang diketik akan direspon langsung oleh python.
Kita bisa memanfaatkan mode interaktif ini untuk:
  • Uji coba suatu fungsi;
  • Eksperimen modul tertentu;
  • Kalkulator;
  • Mencari bantuan tentang fungsi tertentu;
  • dll.
Hal yang perlu kita coba adalah mencari bantuan tentang fungsi tertentu, karena akan membantu sekali dalam mempelajari python.
Ada dua fungsi yang digunakan untuk mencari bantuan:
  1. fungsi dir() untuk melihat fungsi apa saja yang tersedia pada sebuah modul;
  2. fungsi help() untuk membuka dokumentasi suatu fungsi.
Sebgai contoh, kita akan coba mencari tahu tentang penggunaan modul math.
Pertama kita impor dulu modulnya ke mode interaktif:
>>> import math
Setelah itu kita bisa melihat-lihat, fungsi apa saja yang tersedia di modul tersebut.
>>> dir(math)
['__doc__', '__name__', '__package__', 'acos', 'acosh', 'asin', 'asinh', 'atan', 'atan2', 'atanh', 'ceil', 'copysign', 'cos', 'cosh', 'degrees', 'e', 'erf', 'erfc', 'exp', 'expm1', 'fabs', 'factorial', 'floor', 'fmod', 'frexp', 'fsum', 'gamma', 'hypot', 'isinf', 'isnan', 'ldexp', 'lgamma', 'log', 'log10', 'log1p', 'modf', 'pi', 'pow', 'radians', 'sin', 'sinh', 'sqrt', 'tan', 'tanh', 'trunc']
Lalu, kita bisa cari tahu cara penggunaan fungsi-fungsi tersebut dengan help().
Misalkan kita ingin cari tahu cara penggunaan fungsi pow(), maka kita harus memberikan perintah help(math.pow).
Help on built-in function pow in module math:

pow(...)
    pow(x, y)

    Return x**y (x to the power of y).
(END)
*untuk keluar dari dokumentasi tekan q

Belajar Pemrograman Python: Hello World Python

Syntax bahasa Python hampir sama dengan bahasa pemrograman pada umumnya seperti Java atau PHP.

Syntax Dasar

Dibawah ini adalah contoh fungsi Python yang digunakan untuk mencetak. Di Python untuk mencetak cukup gunakan fungsi print() , dimana sesuatu yang akan dicetak harus diletakkan diantara kurung buka dan kurung tutup, bahkan di Python versi 2.x Anda tidak harus menggunakan tanda kurung kurawal, cukup pisahkan dengan spasi.
Jika ingin mencetak tipe data String langsung, Anda harus memasukanya ke dalam tanda kutip terlebih dahulu.


print("Hello World")

Saat anda menjalankan script diatas, Anda akan melihat output berupa text Hello World

Python Case Sensitivity

Python bersifat case sensitif, ini artinya huruf besar dan huruf kecil memiliki perbedaan. Sebagai contoh jika Anda menggunakan fungsi print dengan huruf kecil print() akan berhasil. Lain hal jika anda menggunakan huruf kapital Print() atau PRINT() , akan muncul pesan error.
Aturan ini berlaku untuk nama variabel ataupun fungsi-fungsi lainnya.

Sabtu, 11 Mei 2019

Belajar Pemrograman Python: Persiapan Alat untuk Belajar Pemrograman Python dan Bagaimana cara install Python

Persiapan Alat untuk Belajar Pemrograman Python

Apa saja alat-alat yang harus dipersiapkan untuk belajar pemrograman python?
  1. Python: Interpreter yang menerjemahkan bahasa python ke bahasa mesin, sehingga program bisa dijalankan.
  2. Teks Editor/IDE: Program yang digunakan untuk menulis kode.

Bagaimana cara install Python?

Bagi pengguna Linux, Python tidak perlu diinstal. Karena Sebagian besar distro Linux sudah menyediakannya secara default.
Untuk mengeceknya, silahkan ketik perintah python --version di terminal.
$ python --version
Python 2.7.12
Bagi pengguna Windows, silahkan baca Cara Install Python di Windows.

Python Versi 2 vs Python Versi 3

Ada dua versi Python yang beredar saat ini, yaitu versi 2 dan 3.
Apa perbedaanya?
Python versi 2 merupakan versi yang banyak digunakan saat ini, baik dilingkungan produksi dan pengembangan.
Sementara Python versi 3 adalah pengembangan lanjutan dari versi 2. Python 3 memiliki lebih banyak fitur dibandingkan Python 2.
Untuk membuka Python 2 kita hanya menggunakan perintah python saja, sedangkan Python 3 menggunakan perintah python3.

Manakah yang harus saya pilih?
Untuk yang baru belajar saya sarankan menggunakan versi 2. Sementara untuk yang sudah mahir, bisa mencoba yang versi 3.

Siapkan Teks Editor/IDE untuk Menulis Kode

Teks editor yang digunakan untuk menulis program python bisa apa saja. Bahkan Notepad pun bisa.

Belajar Pemrograman Python: Pengenalan Dasar Python

Python adalah bahasa pemrograman interpretatif multiguna. Tidak seperti bahasa lain yang susah untuk dibaca dan dipahami, python lebih menekankan pada keterbacaan kode agar lebih mudah untuk memahami sintaks. Hal ini membuat Python sangat mudah dipelajari baik untuk pemula maupun untuk yang sudah menguasai bahasa pemrograman lain.
Bahasa ini muncul pertama kali pada tahun 1991, dirancang oleh seorang bernama Guido van Rossum. Sampai saat ini Python masih dikembangkan oleh Python Software Foundation. Bahasa Python mendukung hampir semua sistem operasi, bahkan untuk sistem operasi Linux, hampir semua distronya sudah menyertakan Python di dalamnya.
Dengan kode yang simpel dan mudah diimplementasikan, seorang programmer dapat lebih mengutamakan pengembangan aplikasi yang dibuat, bukan malah sibuk mencari syntax error.
print("Python sangat simpel")
Hanya dengan menuliskan kode print seperti yang diatas, anda sudah bisa mencetak apapun yang anda inginkan di dalam tanda kurung (). Dibagian akhir kode pun, anda tidak harus mengakhirnya dengan tanda semicolon ;