To run a website on your Ubuntu 18.04 VPS, you will need to install a group of open source software including Apache, PHP, and MySQL. These applications are very useful when it comes to running dynamic websites that rely on databases and server-side scripting languages.
Apache is fast, secure and consistently a high-quality web server software which is the most popular since 1996.
PHP (Hypertext Preprocessor) is a general-purpose server-side scripting language designed for web developments since 1994.
MySQL is a relational database server designed by Oracle and is used by high-profile and large-scale websites including Google, Youtube, and Twitter. Its development began in 1994.
With a Linux distribution such as Ubuntu 18.04, it’s entirely possible to create fully functional LAMP (Linux Apache, MySQL, and PHP) server.
In this guide, we are going to show you how to install Apache, MySQL, and PHP on your Ubuntu 18.04 server.
Special Note: regardless of the Linux distribution you chose for your website, if you use Linux - you should use the Best Linux Hosting Providers. HostAdvice helps you to choose from the top Linux hosting providers: read the expert and user reviews and reach your own conclusions.
Prerequisites
An Ubuntu 18.04 VPS plan.
A non-root user that can perform sudo tasks.
Step 1: Install Apache
Ubuntu 18.04 maintains a central repository where you can install most applications from using the apt command. To install Apache, run the command below:
$ sudo apt-get install apache2
Press ‘Y’ when you are prompted to confirm the Apache installation.Once the installation is complete, enter your VPS machine public IP address on your browser. You should see the default Apache web page as shown below:
Pipenv adalah sebuah software yang berfungsi untuk mengatur ketergantungan pustaka per proyek. Proyek yang dimaksud adalah program atau software yang sedang kita buat. Pustaka adalah sekumpulan function atau prosedur atau sub rutin yang dijadikan satu topik proses, misal, pustaka Request, memiliki prosedur – prosedur yang berhubungan dengan proses HTTP Request. Ketergantungan pustaka adalah ketergantungan sebuah software pada pustaka tertentu. Atau dengan kata lain software memerlukan prosedur – prosedur yang dimiliki oleh pustaka tersebut.
Memiliki tujuan yang sama dengan virtual environment, namun pipenv memiliki alur yang lebih sederhana. pertama install dulu pipenv
pip install --user pipenv
ada tambahan opsi –user pada perintah di atas. Opsi tersebut bertujuan untuk menghindari terjadinya kekacauan pada python yang terintegrasi dengan sistem operasi. Opsi tersebut hanya menginstall pipenv untuk user yang sedang masuk sesi (untuk user yang sedang login saat itu).
Setelah selesai menginstall pipenv. Selanjutnya masuk ke folder tempat proyek anda dikerjakan. misal folder bernama my_project. Dan anda membutuhkan pustaka Requests.
cd my_project
pipenv install requests
pipenv akan menginstall pustaka Requests dan membuat sebuah file Pipfile di dalam folder proyek anda. pipfile berfungsi untuk melacak ketergantungan pustaka pustaka yang diperlukan dalam proyek anda.
Anda bisa menjalankan proyek anda tanpa harus mengaktifkan virtualenv. Untuk menjalankan proyek anda bersama pustaka tersebut, ketik
pipenv run python contohproyek.py
untuk mengaktifkan virtualenv proyek tersebut, masuk dulu ke dalam folder proyek, kemudian ketik
Hola teman-teman coders. Selamat berjumpa kembali di platform Medium ini hehehe…
Kali ini saya ingin sedikit berbagi cerita tentang sebuah tools kece dari Python yang bernama Python Virtual Environment. Untuk teman-teman coders yang sudah sering menggunakan Django atau Flask kemungkinan sudah familiar dengan tools ini. Tapi tulisan ini memang saya khususkan untuk teman-teman coders yang masih belum kenal atau familiar dengan tools ini.
Jadi begini, misal teman-teman coders mempunyai banyak proyek. Dan masing-masing proyek mempunyai spesifikasi kebutuhan yang berbeda-beda dan harus menggunakan versi yang spesifik. Ilustrasinya begini:
Misal proyek A mempunyai spesifikasi requirement seperti berikut:
Python 2.5
Django 1.9
MySQL 5.0
Dan Proyek B mempunyai spesifikasi requirement seperti berikut:
Python 2.7
Django 2.0.2
MySQL 5.5
Sedangkan versi Python yang terinstal secara global di environment Laptop/Komputer kita adalah Python 2.6. Maka untuk mengatasi hal tersebut kita butuh sebuah wadah khusus. Sebuah wadah yang akan menampung teknologi-teknologi yang digunakan untuk membuat proyek tadi. Saya menganalogikan virtual environment ini seperti sebuah wadah saja agar teman-teman lebih mudah membayangkannya hehe…
Di dalam wadah (virtual environment) tadi kita bisa menginstall masing-masing teknologi yang dibutuhkan tanpa tercampur dengan global environment yang kita miliki.
Misal proyek A kita buat sebuah virtual environment bernama virtualA dan proyek B kita buat virtual environment bernama virtualB. Maka semua kebutuhan proyek A kita bisa install pada virtualA begitu juga dengan kebutuhuan proyek B diinstall pada virtualB. Sampai disini sepertinya teman-teman sudah mulai paham hehe…
Terus bagaimana cara menggunakan venv ini ?
Untuk menggunakan virtual environment atau biasa disingkat dengan venvatau Pipenv ini sebelumnya harus diinstall pada global environment kita (Laptop/Komputer). Caranya seperti berikut:
Pastikan Laptop/Komputer sudah terpasang pip. Jika belum bisa ikuti cara menginstall pip pada link ini.
Kemudian buka terminal (linux/Mac) atau command prompt (windows) dan ketikkan perintah dibawah ini.
# Python 2:
$ pip install virtualenv
# Python 3:
$ pip3 install virtualenv
*(Python3 biasanya sudah tersedia saat pertama menginstall)
3. Setelah selesai menginstal venv , buatlah direktori baru dan masuk ke direktori tersebut. Misal untuk contoh kasus diatas saya buat direktori seperti di bawah ini:
$ mkdir proyekanKU && cd proyekanKu
4. Kemudian selanjutnya ketikkan perintah berikut untuk membuat masing-masing virtual environment:
5. Jika sudah berhasil maka akan ada dua folder seperti gambar dibawah ini:
Gambar Berhasil Membuat Virtual Environment
Jika kita masuk ke salah satu direktori virtualA atau virtualB maka isi masing-masing direkotori akan terdapat folder berikut:
Isi Direktori virtualA
6. Setelah berhasil membuat virtual environment, maka langkah selanjutnya adalah mengaktifkan virtual environment tadi. Caranya dengan mengetikkan perintah berikut:
# Untuk VirtualA:
$ source virtualA/bin/activate
# Untuk VirtualB:
$ source virtualB/bin/activate
7. Jika berhasil diaktifkan, maka akan muncul tampilan seperti berikut:
Virtual environment A sudah Aktif
Virtual environment B sudah Aktif
Setelah aktif , maka kita bisa langsung menginstall teknologi yang dibutuhkan tadi pada masing-masing venv.
Untuk menonaktifkan virtual environment, tinggal mengetikkan perintah deactivate pada masing-masing venv dan kita akan otomatis kembali pada global environment semula.
VirtualA di non-aktifkan
Virtual B di non-aktifkan
Sepertinya bahasan kali ini sampai disini dulu. Untuk cara menginstall tools dan library yang digunakan sama saja seperti saat menggunakan global environment, nantilah akan kita bahas lagi.
Hal pertama yang perlu dilakukan sebelum bisa menggunakan Golang adalah meng-install-nya terlebih dahulu. Panduan instalasi sebenarnya sudah disediakan di situs official Golanghttp://golang.org/doc/install#install.
Disini penulis mencoba meringkas petunjuk instalasi di link tersebut, agar lebih mudah untuk diikuti terutama untuk pembaca yang baru belajar.
Golang yang digunakan adalah versi 1.8.3. Direkomendasikan menggunakan versi tersebut, atau versi lain minimal 1.4.2 ke atas.
Link untuk download installer golang: https://golang.org/dl/. Anda bisa langsung unduh dari URL tersebut lalu lakukan instalasi sendiri, atau bisa mengikuti petunjuk di bab ini.
A.2.1. Instalasi Golang di Windows
Download terlebih dahulu installer-nya. Pilih sesuai jenis bit yang digunakan.
Setelah ter-download, jalankan installer, klik next sampai proses instalasi selesai. By default jika anda tidak merubah path pada saat instalasi, Golang akan terinstall di terinstal di C:\go. Path tersebut secara otomatis didaftarkan dalam path variable.
Buka Command Prompt / CMD, eksekusi perintah untuk mengecek versi Golang.
$ go version
Jika output adalah sama dengan Golang yang ter-install, menandakan instalasi berhasil.
Sering terjadi command go version tidak bisa dijalankan meskipun instalasi sukses. Solusinya bisa dengan restart CMD (close CMD, lalu buka kembali). Setelah itu coba jalankan sekali lagi command tersebut.
A.2.2. Instalasi Golang di Mac OS
Cara termudah instalasi Golang di Mac OS adalah menggunakan homebrew.
Install terlebih dahulu Homebrew (jika belum ada), jalankan perintah tersebut di terminal.
Selanjutnya, eksekusi perintah berikut untuk mengetes apakah Golang sudah terinstal dengan benar.
$ go version
Jika output adalah sama dengan Golang yang ter-install, menandakan instalasi berhasil.
A.2.4. Variabel GOROOT
By default, setelah proses instalasi Golang selesai, secara otomatis akan muncul environment variabel bernama GOROOT. Isi dari environment variabel ini adalah path/folder/lokasi dimana golang di install.
Sebagai contoh di Windows, ketika golang di-install di C:\go, maka path tersebut akan menjadi isi dari GOROOT.
Hai guys , hari ini saya mau coba berikan sesuatu pemograman yang baru dikembangkan sama google loh..... . Bahasa ini keren loh lebih simple dan lebih interaktif . bahasa pemogramannya di namain Go Lang ... yuk kita lihat ........
A.1. Berkenalan Dengan Golang
Golang (atau biasa disebut dengan Go) adalah bahasa pemrograman baru yang dikembangkan di Google oleh Robert Griesemer, Rob Pike, dan Ken Thompson pada tahun 2007 dan mulai diperkenalkan di publik tahun 2009.
Penciptaan bahasa Golang didasari bahasa C dan C++, oleh karena itu gaya sintaks-nya mirip.
A.1.1. Kelebihan Golang
Golang memiliki kelebihan dibanding bahasa lainnya, beberapa di antaranya:
Mendukung konkurensi di level bahasa dengan pengaplikasian cukup mudah
Mendukung pemrosesan data dengan banyak prosesor dalam waktu yang bersamaan (pararel processing)
Memiliki garbage collector
Proses kompilasi sangat cepat
Bukan bahasa pemrograman yang hirarkial, menjadikan developer tidak perlu ribet memikirkan segmen OOP-nya
Package/modul yang disediakan terbilang lengkap. Karena bahasa ini open source, banyak sekali developer yang juga mengembangkan modul-modul lain yang bisa dimanfaatkan
Sudah banyak industri dan perusahaan yg menggunakan Golang sampai level production, termasuk diantaranya adalah Google sendiri, dan tempat dimana saya bekerja